TOKOH DAN PENOKOHAN
Oleh: Hafidah
a. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita
fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah
pelaku dalam karya sastra. Tanpa tokoh alur tidak akan pernah sampai
pada bagian akhir cerita
Ada tiga jenis tokoh bila dilihat dari sisi keterlibatannya dalam menggerakan alur, yaitu:
- Tokoh sentral merupakan tokoh yang amat potensial menggerakan alur.
Potensial → mempunyai potensi, dimana arti potensi adalah sesuatu yang
dipandang dapat menghasilkan/ menguntungkan. Tokoh sentral merupakan
pusat cerita, penyebab munculnya konflik.
- Tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya
terhadap prkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan
alur itu.
- Tokoh latar merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh
terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap
latar, berfungsi menghidupkan latar.
Dilihat dari sifat tokoh, ada dua jenis tokoh, yaitu:
- Tokoh protagonis merupakan tokoh yang memperjuangkan kebenaran dan kejujuran, serta memiliki watak yang baik.
- Tokoh antagonis merupakan tokoh yang melawan kebenaran dan
kejujuran, serta memilki watak yang jelek. (Ingat, tokoh antagonis belum
tentu jahat)
Tokoh juga terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
- Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra.
- Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya
baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang
jahat akan tetap jahat.
- Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik
buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang
terjadi pada tokoh ini.
Tokoh dalam cetita fiksi juga dapat dibedakan atas tokoh utama dan tokoh tambahan atau pembantu, yaitu:
1. Tokoh utama, dengan indikasi/ciri:
1) tokoh tersebut sering muncul;
2) tokoh yang sering diberi komentar.
2. Tokoh tambahan/pembantu, dengan indikasi/ciri:
1) tokoh yang mendukung tokoh utama;
2) tokoh yang hanya diberi komentar alakadarnya.
Secara keseluruhan tokoh terdiri atas sepuluh ragam, yaitu:
1. Tokoh utama
2. Tokoh tambahan
3. Tokoh protagonis
4. Tokoh antagonis
5. Tokoh sederhana
6. Tokoh bulat
7. Tokoh statis
8. Tokoh berkembang
9. Tokoh tipikal
10. Tokoh netral
yang masing-masing dapat dibagi menjadi:
1. Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam cerita, tokoh dibagi menjadi:
- Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita
yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan,
baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.
- Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita
atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya
dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya
tampil menjadi latar belakang cerita.
2. Jika dilihat dari fungsi penampilan tokoh, dapat dibedakan menjadi:
- Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, yang salah satu
jenisnya disebut hero. Ia merupakan tokoh yang taat norma-norma,
nilai-nilai yang ideal bagi kita (Altenbernd & Lewis dalam
Nurgiantoro 2004: 178). Identifikasi tokoh yang demikian merupakan
empati dari pembaca.
- Tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan konflik atau sering
disebut sebagai tokoh jahat. Tokoh ini juga mungkin diberi simpati oleh
pembaca jika dipandang dari kaca mata si penjahat itu, sehingga
memperoleh banyak kesempatan untuk menyampaikan visinya, walaupun secara
vaktual dibenci oleh masyarakat.
3. Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
- Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas
pribadi tertentu atau sifat watak yang tertentu saja, bersifat datar dan
monoton.
- okoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik
buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang
terjadi pada tokoh ini.
4. Bedasarkan kriteria bekembang atau tidaknya perwatakan tokoh-tokoh cerita dalam sebuah novel, tokoh dibedakan menjadi:
- Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak
mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat
adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi (Altenbernd & Lewis, dalam
buku Teori Pengkajian Fiksi 1994: 188).
- Tokoh berkembang adalah tokoh yang cenderung akan menjadi tokoh yang
kompleks. Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan dan perkembangan
sikap, watak dan tingkah lakunya itu dimungkinkan sekali dapat
terungkapkannya berbagi sisi kejiwaannya.
5. Bedasarkan kemungkinan pencerminan tokoh cerita terhadap sekelompok
manusia dalam kehidupan nyata, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
- Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan
individualitasnya, dan lebih ditonjolkan kualitas kebangsaannya atau
pekerjaannya Altenbernd & Lewis (dalam Nurgiantoro 2002: 190) atau
sesuatu yang lain yang bersifat mewakili.
- Tokoh netral adalah tokoh yang bereksistensi dalam cerita itu
sendiri. Ia merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi
dalam dunia fiksi.
b. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan atau
melukiskan tokoh dalam cerita yang ditulisnya. Dalam penokohan, watak
atau karakter seorang tokoh dapat dilihat dari tiga segi, yaitu melalui:
1. Dialog tokoh.
2. Penjelasan tokoh.
3. Penggambaran fisik.
Ada dua jenis penokohan, yaitu:
- Secara langsung atau deskriptif/analitik, dimana pengarang langsung
malukiskan atau menyebutkan secara terperinci bagaimana watak sang
tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan sebagainya.
- Secara tidak langsung/dramatik, dimana pengarang melukiskan sifat
dan ciri fisik sang tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh
sentral, melalui gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral, melalui
aktivitas tokoh sentral, dan melalui jalan pikiran tokoh sentral, serta
dapat diungkapkan melalui percakapan antar tokoh dalam cerita tersebut.
Beberapa cara yang dapat digunakan pengarang untuk menggambarkan rupa, watak tokoh/pelaku:
- Melukiskan bentuk lahir pelaku;
- Melukiskan jalan pikiran pelaku atau apa yang terlintas dalam pikirannya;
- Melukiskan bagaimana reaksi pelaku terhadap kejadian-kejadian yang dialaminya;
- Pengarang secara langsung menganalisis watak pelaku;
- Pengarang melukiskan keadaan sekitar pelaku;
- Pengarang melukiskan bagaimana pandangan-pandangan pelaku lain dalam cerita terhadap pelaku utama;
- Para pelaku lain dalam suatu cerita memperbincangkan keadaan pelaku
utama, sehingga secara tidak langsung pembaca dapat menangkap kesan
segala sesuatu tentang pelaku utama.
Penokohan terdiri atas tiga variasi, yaitu:
1. Teknik ekspositori atau teknik analitis adalah teknik yang pelukisan
tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau
penjelasan secara langsung. Hal semacam ini biasanya terdapat pada tahap
perkenalan.
2. Teknik dramatik adalah teknik pelikisan tokoh cerita yang
pengarangnya tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap
serta tingkah laku tokoh. Sifatnya lebih sesuai dengan sisi kkehidupan
nyata. Jika teknik ekspositoris pengarang memberikan deskripsi, dalam
teknik dramatik para tokoh ditampilkan mirip dengan drama. Dengan teknik
ini cerita akan lebih efektif.
- Teknik Cakapan. Teknik cakapan adalah teknik percakapan yang
dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita yang juga dimaksudkan untuk
menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan.
- Teknik Tingkah Laku. Teknik tingkah laku adalah teknik yang menyarankan pada tindakan yang bersifat nonverbal, fisik.
- Teknik Pikiran dan Perasaan. Teknik pikiran dan perasaan adalah
teknik yang melintas dalam pikiran dan perasaan, serta apa yang dipikir
dan dirasakan oleh tokoh dalam banyak hal yang akan mencerminkan
sifat-sifat kediriannya jua.
- Teknik Arus Kesadaran. Teknik arus kesadaran (steam of
consciousness) adalah teknik yang merupakan sebuah karya narasi yang
berusaha menangkap pandangan dan proses mental tokoh, tanggapan indera
bercampur dengan kesadaran dan ketidaksadaran pikiran, persaan, ingatan,
harapan dan asosiasi-asosiasi acak (Abrams, dalam Nurgiantoro 2002:
206).
- Teknik Reaksi Tokoh. Teknik reaksi tokoh adalah suatu reaksi tokoh
terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata dan sikap serta
tingkah-laku orang lain dan sebagainya yang merupakan “rangsangan” dari
luar diri tokoh yang bersangkutan yang diberikan oleh tokoh lain
terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari kediriannya, yang
berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar dan lain-lain.
- Teknik Pelukisan Latar. Suasana latar sekitar tokoh juga sering
dipakai untuk melukiskan kediriannya. Pelukisan suasana latar dapat
lebih mengintensifkan sifat kedirian tokoh seperti yang telah
diungkapkan dengan berbagi teknik yang lain.
- Teknik Pelukisan Fisik. Keadaan fisik seseorang sering berkaitan
dengan keadaan kejiwaanya, atau paling tidak, pengarang sengaja mencari
dan memperhubungkan adanya keterkaitan itu.
3. Teknik identifikasi tokoh. Untuk mengenali secara lebih baik
tokoh-tokoh cerita, kita perlu mengidentifikasi kedirian tokoh-tokoh
secara cermat dengan usaha-usaha melalui prinsip-prinsip sebagai
berikut:
- Prinsip Pengulangan. Prinsip pengulangan adalah prinsip yang dapat
menemukan dan mengidentifikasi adanya kesamaan sifat, sikap, watak, dan
tingkah laku pada bagian-bagian berikutnya.
- Prinsip Pengumpulan. Prinsip pengumpulan adalah suatu prinsip yang
dapat mengungkapkan sedikit demi sedikit dalam seluruh cerita yang
dilakukan dengan mengumpulkan data-data kedirian yang “tercecer”
diseluruh cerita tersebut.
- Prinsip Kemiripan dan Pertentangan. Identifikasi tokoh yang
mempergunakan prinsip kemiripan dan pertentangan dilakukan dengan
memperbandingkan antara seorang tokoh dengan tokoh lain dari cerita
fiksi yang bersangkutan.
Contoh analisis Tokoh dan Penokohan Pada Cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji
Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji, yaitu:
- Tokoh Utamanya, yaitu Pangeran Genji . Ia merupakn tokoh yang paling
banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai
kejadian.
- Tokoh Tambahannya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok, Murasaki (putrid
Violet), Putri Istana Barat, Perempan Desa, Ratu (Istri Ayahandanya),
Putri Biru, Sang utusan, Pelayan Putri Bunga Rontok, Putri Paviliun
Volubilis, Putri Jangkerik Kebun, Putri Malam Panjang, dan 3 sahabat
Pangerang Genji. Mereka merupakan tokoh yang hanya muncul sedikit dalam
cerita atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada
keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung
dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
- Tokoh protagonisnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang baik dan pembangun alur dalam cerita.
- Tokoh antagonisnya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok. Ia merupakan
tokoh yang berlawanan karakter dan kehendak dengan tokoh protagonis.
- Tokoh sederhana, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia memiliki sifat yang baik dan setia dari awal hingga akhir cerita.
- Tokoh bulatnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang
memiliki perkembangan dalam kehidupannya, yang awalnya ia merupakan
pangeran yang tampan, kaya, dan percya diri. Namun, dalam usianya yang
mulai lanjut, ia memutuskan untuk tinggal sendiri di rumah kecil yang
dibangunnya karena ia tidak mau dikasihani oleh siapa pun.
- Tokoh datarnya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh
yang dari awal sampai akhir cerita tetap menunjukan sikap kabaikannya.
- Tokoh Statisnya, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh cerita
yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan
perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi.
- Tokoh berkembangnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang
cenderung akan menjadi tokoh yang kompleks. Hal itu disebabkan adanya
berbagai perubahan dan perkembangan sikap, watak dan tingkah lakunya itu
dimungkinkan sekali dapat terungkapkannya berbagi sisi kejiwaanya.
- Tokoh sentralnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang sangat potensial dalam menggerakan alur.
- Tokoh bawahannya, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh yang
tidak begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan alur, walaupun ia
terlibat juga dalam pengembangan alur itu.
- Tokoh latarnya, yaitu Murasaki (putrid Violet), Putri Istana Barat,
Perempan Desa, Ratu (Istri Ayahandanya), Putri Biru, Sang utusan,
Pelayan Putri Bunga Rontok, Putri Paviliun Volubilis, Putri Jangkerrik
Kebun, Putri Malam Panjang, dan 3 sahabat. Mereka merupakan tokoh yang
sama sekali tidak berpengaruh terhadap pengembangan alur. Kehadirannya
hanyalah sebagai pelengkap latar.
Penokohan dalam cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji
menggunakan dua cara pelukisan, yaitu secara langsung atau
deskriptif/analitik dan secara tidak langsung/dramatik, yang
masing-masing dapat dibagi sebagai berikut:
1. Secara langsung atau deskriptif/analitik:
- Pangeran Genji, seorang lelaki yang pandai, keras kepala, penakluk
wanita, putus asa, pilih kasih, dan bernafsu tinggi terhadap perempuan.
Kepandaiannya ia tunjukan dalam bersyair dan menulis kaligrafi. Keras
kepalanya ia tunjukan pada saat selalu menolak untuk bertemu dengan
keluarga dan teman-temannya karena ia tidak mau dikasihani dengan
keadaannya yang semakin memprihatinkan. Ia juga merupakan penakluk
wanita, hal ini dapat ditunjukkan ketika ia berhasil merayu dan
menjadikan para wanita-wanita cantik menjadi istrinya, bahkan ia juga
dapat menaklukan hati ibu tirinya. Keputusasaannya ia tunjukan pada saat
ia menyerah pada semua kemewahannya karena usianya yang telah lanjut
dan ia lebih memilih tinggal sendiri di rumah kecil yang dibangun di
lereng gunung. Sifat pilih kasihnya ia tunjukan pada istri-istrinya. Ia
lebih sering mengunjungi istri-istrinya yang cantik dari pada
mengunjungi Putri Desa Bunga Rontok. Serta, sifat nafsu tingginya ia
tunjukan ketika ia masih mau meniduri Putri Desa Bunga Rontok di rumah
kecilnya walaupun dengan usianya yang sudah lanjut.
- Putri Desa Bunga Rontok, seorang perempuan yang baik dan setia,
serta tidak mudah menyerah. Kebaikan dan kesetiaannya ia tunjukan pada
keikhlasannya untuk menemani dan menjaga Pangeran Genji karena
kecintaannya yang tulus terhadap suaminya tersebut. Ia tidak pernah
menyerah untuk selalu datang ke rumah kecil Pangeran Genji walaupun ia
selalu di usir.
2. Secara tidak langsung/dramatik:
- Murasaki/ putri Violet (istri kedua), sorang perempuan yang tidak
setia terhadap suaminya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut:
“Istrinya yang kedua, Murasaki, Putri Violet yang sangat ia cintai-
kendati pada saat bersamaan melakukan banyak tindak ketidaksetiaa.”
- Putri Istana Barat, seorang perempuan yang berkhianat. Ia
mengkhianati suaminya dengan berselingkuh dengan kerabat yang labih
mudah. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Istrinya yang
ketiga, Putri Istana Barat berselingkuh dengan seorang kerabat yang
masih muda, perbuatan yang sama ia lakukan semasa belia ketika ia
berlaku serong dengan istri ayahandanya, ratu yang masih berusia
remaja.”
- Putri Biru (istri pertama), seorang perempuan yang mencintai
suaminya. Cintanya baru diyakini oleh Pangeran Genji setelah sehari
kematiannya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau
mengingatkan diriku pada Putri Biru, istriku yang pertama; cintanya baru
kuyakini sehari sehari setelah kematiannya.”
- Putri Paviliun Volubilis, seorang perempuan yang pencemburu. Ia
tidak mau bersaing dengan istri-istri Pangeran Genji lainnya dalam hal
mencintai. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau juga
mengingatkan diriku pada Putri dari paviliun Volubilis. Ia meninggal
dalam pelukanku karena rasa cemburunya, karena ia tidak hendak bersaing
dalam mencintai diriku.”
- Putri Jangkerik Kebun, seorang perempuan yang lemah lembut dan
pemalu. Ia selalu menghindar pada Pangeran Genji, sehingga Pangeran
Genji menghibur diri didekat adik laki-lakinya. Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan berikut: “Kau juga mengingatkan diriku pada Putri
Jangkerik Kebun yang lemah lembut. Karena pemalu, ia selalu menghindar,
sehingga aku harus menghibur diri didekat adik laki-lakinya.”
- Putri Malam Panjang (istri ketiga), seorang perempuan yang santun.
Ia rela menjadi istri yang ketiga Pangeran Genji. Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan berikut: “Kau juga mengingatkan diriku pada Putri Malam
Panjang yang santun. Dengan rela ia menjadi yang ketiga di dalam rumah
dan hatiku. ”
- Sang utusan, pelayan yang setia. Ia selalu menjalankan perintah
majikannya untuk menyampaikan pesan kepada Pangeran Genji. Hal ini dapat
dilihat dalam kutipan berikut: “Dengan penuh hormat sang utusan
menyampaikan berita dari sanak keluarga atau teman-teman yang masih
ingin bertemu sekali lagi dengannnya sebelum pertemuan tanpa akhir dan
tanpa kepastian di dunia lain. ”
- Kuli-kuli sewaan Putri Desa Bunga Rontok, Kuli-kuli yang patuh.
Mereka setia menemani Putri Bunga Rontok sepanjang perjalanan. Hal ini
dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Dalam kesempatan kali ini, ia
menyewa kuli-kuli pengangkut dan sebuah tandu yang sangat baik, meski
tidak dilengkapi peralatan mutakhir seperti di kota.”
- Ratu (istri ayahanda Pangeran Genji), seorang perempuan yang tidak
setia. Ia selingkuh dengan Pangeran Genji karena ketampanannya. Hal ini
dapat dilihat dalam kutipan berikut: “… perbuatan yang sama ia laukukan
semasa belia ketika ia berlaku serong dengan istri ayahandanya, ratu
yang masih berusia remaja. "
- Tiga sahabat Pangeran Genji, seorang sahabat yang setia. Mereka
setia menemani Pangeran Genji melakukan perjalanan dari istana ke rumah
kecil di lereng gunung untuk yang terakhir kalinya. Hal ini dapat
dilihat dalam kutipan berikut: “Untuk terakhir kalinya ia melintasi
kota, hanya ditemani dua atau tiga sahabat setianya; meninggalkan Genji
sama saja dengan meninggalkan masa muda.”
- Perempuan Desa, perempuan-perempuan yang suka memuji. Mereka
menempelkan wajahnya ke bilah-bilah kerai singkap hanya untuk berbisik
dengan memuji ketampanan Pangeran Genji. Hal ini dapat dilihat dalam
kutipan berikut: “Kendati hari masih pagi, sudah banyak perempuan
menempelkan wajah ke bilah-bilah kerai singkap. Dengan suara keras
mereka berbisik bahwa Genji masih sangat tampan.”