Semua Cerita

Selasa, 10 Maret 2015

TOKOH DAN PENOKOHAN
Oleh: Hafidah
a. Tokoh
            Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Tanpa tokoh alur tidak akan pernah sampai pada bagian akhir cerita
              Ada tiga jenis tokoh bila dilihat dari sisi keterlibatannya dalam menggerakan alur, yaitu:
  1. Tokoh sentral merupakan tokoh yang amat potensial menggerakan alur. Potensial → mempunyai potensi, dimana arti potensi adalah sesuatu yang dipandang dapat menghasilkan/ menguntungkan. Tokoh sentral merupakan pusat cerita, penyebab munculnya konflik.
  2. Tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya terhadap prkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur itu.
  3. Tokoh latar merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar, berfungsi menghidupkan latar.
                Dilihat dari sifat tokoh, ada dua jenis tokoh, yaitu:
  1. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang memperjuangkan kebenaran dan kejujuran, serta memiliki watak yang baik.
  2. Tokoh antagonis merupakan tokoh yang melawan kebenaran dan kejujuran, serta memilki watak yang jelek. (Ingat, tokoh antagonis belum tentu jahat)
                Tokoh juga terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
  1. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra.
  2. Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat.
  3. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini.
           Tokoh dalam cetita fiksi juga dapat dibedakan atas tokoh utama dan tokoh tambahan atau pembantu, yaitu:
1. Tokoh utama, dengan indikasi/ciri:
    1) tokoh tersebut sering muncul;
    2) tokoh yang sering diberi komentar.
2. Tokoh tambahan/pembantu, dengan indikasi/ciri:
    1) tokoh yang mendukung tokoh utama;
    2) tokoh yang hanya diberi komentar alakadarnya.
                Secara keseluruhan tokoh terdiri atas sepuluh ragam, yaitu:
1.    Tokoh utama
2.    Tokoh tambahan
3.    Tokoh protagonis
4.    Tokoh antagonis
5.    Tokoh sederhana
6.    Tokoh bulat
7.    Tokoh statis
8.    Tokoh berkembang
9.    Tokoh tipikal
10.    Tokoh netral
               yang masing-masing dapat dibagi menjadi:
1.    Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam cerita, tokoh dibagi menjadi:
  1. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.
  2. Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
2. Jika dilihat dari fungsi penampilan tokoh, dapat dibedakan menjadi:
  1. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, yang salah satu jenisnya disebut hero. Ia merupakan tokoh yang taat norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita (Altenbernd & Lewis dalam Nurgiantoro 2004: 178). Identifikasi tokoh yang demikian merupakan empati dari pembaca.
  2. Tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan konflik atau sering disebut sebagai tokoh jahat. Tokoh ini juga mungkin diberi simpati oleh pembaca jika dipandang dari kaca mata si penjahat itu, sehingga memperoleh banyak kesempatan untuk menyampaikan visinya, walaupun secara vaktual dibenci oleh masyarakat.
3. Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
  1. Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu atau sifat watak yang tertentu saja, bersifat datar dan monoton.
  2. okoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini.
4. Bedasarkan kriteria bekembang atau tidaknya perwatakan tokoh-tokoh cerita dalam sebuah   novel, tokoh dibedakan menjadi:
  1. Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan    atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi (Altenbernd & Lewis, dalam buku Teori Pengkajian Fiksi 1994: 188).
  2. Tokoh berkembang adalah tokoh yang cenderung akan menjadi tokoh yang kompleks. Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan dan perkembangan sikap, watak dan tingkah lakunya itu dimungkinkan sekali dapat terungkapkannya berbagi sisi kejiwaannya.
5. Bedasarkan kemungkinan pencerminan tokoh cerita terhadap sekelompok manusia dalam kehidupan nyata, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
  1. Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya, dan lebih ditonjolkan kualitas kebangsaannya atau pekerjaannya Altenbernd & Lewis (dalam Nurgiantoro 2002: 190) atau sesuatu yang lain yang bersifat mewakili.
  2. Tokoh netral adalah tokoh yang bereksistensi dalam cerita itu sendiri. Ia merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.
b.    Penokohan
                Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan atau melukiskan tokoh dalam cerita yang ditulisnya. Dalam penokohan, watak atau karakter seorang tokoh dapat dilihat dari tiga segi, yaitu melalui:
1. Dialog tokoh.
2. Penjelasan tokoh.
3. Penggambaran fisik.
                 
                   Ada dua jenis penokohan, yaitu:
  1. Secara langsung atau deskriptif/analitik, dimana pengarang langsung malukiskan atau menyebutkan secara terperinci bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan sebagainya.
  2. Secara tidak langsung/dramatik, dimana pengarang melukiskan sifat dan ciri fisik sang tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral, melalui gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral, melalui aktivitas tokoh sentral, dan melalui jalan pikiran tokoh sentral, serta dapat diungkapkan melalui percakapan antar tokoh dalam cerita tersebut.
            Beberapa cara yang dapat digunakan pengarang untuk menggambarkan rupa, watak tokoh/pelaku:
  1. Melukiskan bentuk lahir pelaku;
  2. Melukiskan jalan pikiran pelaku atau apa yang terlintas dalam pikirannya;
  3. Melukiskan bagaimana reaksi pelaku terhadap kejadian-kejadian yang dialaminya;
  4. Pengarang secara langsung menganalisis watak pelaku;
  5. Pengarang melukiskan keadaan sekitar pelaku;
  6. Pengarang melukiskan bagaimana pandangan-pandangan pelaku lain dalam cerita terhadap pelaku utama;
  7. Para pelaku lain dalam suatu cerita memperbincangkan keadaan pelaku utama, sehingga secara tidak langsung pembaca dapat menangkap kesan segala sesuatu tentang pelaku utama.
                  Penokohan terdiri atas tiga variasi, yaitu:
1. Teknik ekspositori atau teknik analitis adalah teknik yang pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Hal semacam ini biasanya terdapat pada tahap perkenalan.
2. Teknik dramatik adalah teknik pelikisan tokoh cerita yang pengarangnya tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Sifatnya lebih sesuai dengan sisi kkehidupan nyata. Jika teknik ekspositoris pengarang memberikan deskripsi, dalam teknik dramatik para tokoh ditampilkan mirip dengan drama. Dengan teknik ini cerita akan lebih efektif.
  1. Teknik Cakapan. Teknik cakapan adalah teknik percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita yang  juga dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan.
  2. Teknik Tingkah Laku. Teknik tingkah laku adalah teknik yang menyarankan pada tindakan yang bersifat   nonverbal, fisik.
  3. Teknik Pikiran dan Perasaan. Teknik pikiran dan perasaan adalah teknik yang melintas dalam pikiran dan perasaan, serta apa yang dipikir dan dirasakan oleh tokoh dalam banyak hal yang akan mencerminkan sifat-sifat kediriannya jua.
  4. Teknik Arus Kesadaran. Teknik arus kesadaran (steam of consciousness) adalah teknik yang merupakan sebuah karya narasi yang berusaha  menangkap pandangan dan proses mental tokoh, tanggapan indera bercampur dengan kesadaran dan ketidaksadaran pikiran, persaan, ingatan, harapan dan asosiasi-asosiasi acak (Abrams, dalam Nurgiantoro 2002: 206).
  5. Teknik  Reaksi Tokoh. Teknik reaksi tokoh adalah suatu reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata dan sikap serta tingkah-laku orang lain dan sebagainya yang merupakan “rangsangan” dari luar diri tokoh yang bersangkutan yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari kediriannya, yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar dan lain-lain.
  6. Teknik Pelukisan Latar. Suasana latar sekitar tokoh juga sering dipakai untuk melukiskan kediriannya. Pelukisan suasana latar dapat lebih mengintensifkan sifat kedirian tokoh seperti yang telah diungkapkan dengan berbagi teknik yang lain.
  7. Teknik Pelukisan Fisik. Keadaan fisik seseorang sering berkaitan dengan keadaan kejiwaanya, atau paling tidak, pengarang sengaja mencari dan memperhubungkan adanya keterkaitan itu.
3. Teknik identifikasi tokoh. Untuk mengenali secara lebih baik tokoh-tokoh cerita, kita perlu mengidentifikasi kedirian tokoh-tokoh secara cermat dengan usaha-usaha melalui prinsip-prinsip sebagai berikut:
  1. Prinsip Pengulangan. Prinsip pengulangan adalah prinsip yang dapat menemukan dan mengidentifikasi adanya kesamaan sifat, sikap, watak, dan tingkah laku pada bagian-bagian berikutnya.
  2. Prinsip Pengumpulan. Prinsip pengumpulan adalah suatu prinsip yang dapat mengungkapkan sedikit demi sedikit dalam seluruh cerita yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data kedirian yang “tercecer” diseluruh cerita tersebut.
  3. Prinsip Kemiripan dan Pertentangan. Identifikasi tokoh yang mempergunakan prinsip kemiripan dan pertentangan dilakukan dengan memperbandingkan antara seorang tokoh dengan tokoh lain dari cerita fiksi yang bersangkutan.
Contoh analisis Tokoh dan Penokohan Pada Cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji
             
                Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji, yaitu:
  1. Tokoh Utamanya, yaitu Pangeran Genji . Ia merupakn tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.
  2. Tokoh Tambahannya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok, Murasaki (putrid Violet), Putri Istana Barat, Perempan Desa, Ratu (Istri Ayahandanya), Putri Biru, Sang utusan, Pelayan Putri Bunga Rontok, Putri Paviliun Volubilis, Putri Jangkerik Kebun, Putri Malam Panjang, dan 3 sahabat Pangerang Genji. Mereka merupakan tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
  3. Tokoh protagonisnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang baik dan pembangun alur dalam cerita.
  4. Tokoh antagonisnya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh yang berlawanan karakter dan kehendak dengan tokoh protagonis.
  5. Tokoh sederhana, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia memiliki sifat yang baik dan setia dari awal hingga akhir cerita.
  6. Tokoh bulatnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang memiliki perkembangan dalam kehidupannya, yang awalnya ia merupakan pangeran yang tampan, kaya, dan percya diri. Namun, dalam usianya yang mulai lanjut, ia memutuskan untuk tinggal sendiri di rumah kecil yang dibangunnya karena ia tidak mau dikasihani oleh siapa pun.
  7. Tokoh datarnya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh yang dari awal sampai akhir cerita tetap menunjukan sikap kabaikannya.
  8. Tokoh Statisnya, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi.
  9. Tokoh berkembangnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang cenderung akan menjadi tokoh yang kompleks. Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan dan perkembangan sikap, watak dan tingkah lakunya itu dimungkinkan sekali dapat terungkapkannya berbagi sisi kejiwaanya.
  10. Tokoh sentralnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang sangat potensial dalam menggerakan alur.
  11. Tokoh bawahannya, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur itu.
  12. Tokoh latarnya, yaitu Murasaki (putrid Violet), Putri Istana Barat, Perempan Desa, Ratu (Istri Ayahandanya), Putri Biru, Sang utusan, Pelayan Putri Bunga Rontok, Putri Paviliun Volubilis, Putri Jangkerrik Kebun, Putri Malam Panjang, dan 3 sahabat. Mereka merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar.
                  Penokohan dalam cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji menggunakan dua cara pelukisan, yaitu secara langsung atau deskriptif/analitik dan secara tidak langsung/dramatik, yang masing-masing dapat dibagi sebagai berikut:
1.    Secara langsung atau deskriptif/analitik:
  1. Pangeran Genji, seorang lelaki yang pandai, keras kepala, penakluk wanita, putus asa, pilih kasih, dan bernafsu tinggi terhadap perempuan. Kepandaiannya ia tunjukan dalam bersyair dan menulis kaligrafi. Keras kepalanya ia tunjukan pada saat selalu menolak untuk bertemu dengan keluarga dan teman-temannya karena ia tidak mau dikasihani dengan keadaannya yang semakin memprihatinkan. Ia juga merupakan penakluk wanita, hal ini dapat ditunjukkan ketika ia berhasil merayu dan menjadikan para wanita-wanita cantik menjadi istrinya, bahkan ia juga dapat menaklukan hati ibu tirinya. Keputusasaannya ia tunjukan pada saat ia menyerah pada semua kemewahannya karena usianya yang telah lanjut dan ia lebih memilih tinggal sendiri di rumah kecil yang dibangun di lereng gunung. Sifat pilih kasihnya ia tunjukan pada istri-istrinya. Ia lebih sering mengunjungi istri-istrinya yang cantik dari pada mengunjungi Putri Desa Bunga Rontok. Serta, sifat nafsu tingginya ia tunjukan ketika ia masih mau meniduri Putri Desa Bunga Rontok  di rumah kecilnya walaupun dengan usianya yang sudah lanjut.
  2. Putri Desa  Bunga Rontok, seorang perempuan yang baik dan setia, serta tidak mudah menyerah. Kebaikan dan kesetiaannya ia tunjukan pada keikhlasannya untuk menemani dan menjaga Pangeran Genji karena kecintaannya yang tulus terhadap suaminya tersebut. Ia tidak pernah menyerah untuk selalu datang ke rumah kecil Pangeran Genji walaupun ia selalu di usir.
2. Secara tidak langsung/dramatik:
  1. Murasaki/ putri Violet (istri kedua), sorang perempuan yang tidak setia terhadap suaminya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Istrinya yang kedua, Murasaki, Putri Violet yang sangat ia cintai- kendati pada saat bersamaan melakukan banyak tindak ketidaksetiaa.”
  2. Putri Istana Barat, seorang perempuan yang berkhianat. Ia mengkhianati suaminya dengan berselingkuh dengan kerabat yang labih mudah. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Istrinya yang ketiga, Putri Istana Barat berselingkuh dengan seorang kerabat yang masih muda, perbuatan yang sama ia lakukan semasa belia ketika ia berlaku serong dengan istri ayahandanya, ratu yang masih berusia remaja.”
  3. Putri Biru (istri pertama), seorang perempuan yang mencintai suaminya. Cintanya baru diyakini oleh Pangeran Genji setelah sehari kematiannya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau mengingatkan diriku pada Putri Biru, istriku yang pertama; cintanya baru kuyakini sehari sehari setelah kematiannya.”
  4. Putri Paviliun Volubilis, seorang perempuan yang pencemburu. Ia tidak mau bersaing dengan istri-istri Pangeran Genji lainnya dalam hal mencintai. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau juga mengingatkan diriku pada Putri dari paviliun Volubilis. Ia meninggal dalam pelukanku karena rasa cemburunya, karena ia tidak hendak bersaing dalam mencintai diriku.”
  5. Putri Jangkerik Kebun, seorang perempuan yang lemah lembut dan pemalu. Ia selalu menghindar pada Pangeran Genji, sehingga Pangeran Genji menghibur diri didekat adik laki-lakinya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau juga mengingatkan diriku pada Putri Jangkerik Kebun yang lemah lembut. Karena pemalu, ia selalu menghindar, sehingga aku harus menghibur diri didekat adik laki-lakinya.”
  6. Putri Malam Panjang (istri ketiga), seorang perempuan yang santun. Ia rela menjadi istri yang ketiga Pangeran Genji. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau juga mengingatkan diriku pada Putri Malam Panjang yang santun. Dengan rela ia menjadi yang ketiga di dalam rumah dan hatiku. ”
  7. Sang utusan, pelayan yang setia. Ia selalu menjalankan perintah majikannya untuk menyampaikan pesan kepada Pangeran Genji. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Dengan penuh hormat sang utusan menyampaikan berita dari sanak keluarga atau teman-teman yang masih ingin bertemu sekali lagi dengannnya sebelum pertemuan tanpa akhir dan tanpa kepastian di dunia lain. ”
  8. Kuli-kuli sewaan Putri Desa Bunga Rontok, Kuli-kuli yang patuh. Mereka setia menemani Putri Bunga Rontok sepanjang perjalanan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Dalam kesempatan kali ini, ia menyewa kuli-kuli pengangkut dan sebuah tandu yang sangat baik, meski tidak dilengkapi peralatan mutakhir seperti di kota.”
  9. Ratu (istri ayahanda Pangeran Genji), seorang perempuan yang tidak setia. Ia selingkuh dengan Pangeran Genji karena ketampanannya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “… perbuatan yang sama ia laukukan semasa belia ketika ia berlaku serong dengan istri ayahandanya, ratu yang masih berusia remaja. "
  10. Tiga sahabat Pangeran Genji, seorang sahabat yang setia. Mereka setia menemani Pangeran Genji melakukan perjalanan dari istana ke rumah kecil di lereng gunung untuk yang terakhir kalinya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Untuk terakhir kalinya ia melintasi kota, hanya ditemani dua atau tiga sahabat setianya; meninggalkan Genji sama saja dengan meninggalkan masa muda.”
  11. Perempuan Desa, perempuan-perempuan yang suka memuji. Mereka menempelkan wajahnya ke bilah-bilah kerai singkap hanya untuk berbisik dengan memuji ketampanan Pangeran Genji. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kendati hari masih pagi, sudah banyak perempuan menempelkan wajah ke bilah-bilah kerai singkap. Dengan suara keras mereka berbisik bahwa Genji masih sangat tampan.”

TOKOH DAN PENOKOHAN DRAMA

Unknown   at  17.21  No comments

TOKOH DAN PENOKOHAN
Oleh: Hafidah
a. Tokoh
            Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Tanpa tokoh alur tidak akan pernah sampai pada bagian akhir cerita
              Ada tiga jenis tokoh bila dilihat dari sisi keterlibatannya dalam menggerakan alur, yaitu:
  1. Tokoh sentral merupakan tokoh yang amat potensial menggerakan alur. Potensial → mempunyai potensi, dimana arti potensi adalah sesuatu yang dipandang dapat menghasilkan/ menguntungkan. Tokoh sentral merupakan pusat cerita, penyebab munculnya konflik.
  2. Tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya terhadap prkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur itu.
  3. Tokoh latar merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar, berfungsi menghidupkan latar.
                Dilihat dari sifat tokoh, ada dua jenis tokoh, yaitu:
  1. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang memperjuangkan kebenaran dan kejujuran, serta memiliki watak yang baik.
  2. Tokoh antagonis merupakan tokoh yang melawan kebenaran dan kejujuran, serta memilki watak yang jelek. (Ingat, tokoh antagonis belum tentu jahat)
                Tokoh juga terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
  1. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra.
  2. Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalnya baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat.
  3. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini.
           Tokoh dalam cetita fiksi juga dapat dibedakan atas tokoh utama dan tokoh tambahan atau pembantu, yaitu:
1. Tokoh utama, dengan indikasi/ciri:
    1) tokoh tersebut sering muncul;
    2) tokoh yang sering diberi komentar.
2. Tokoh tambahan/pembantu, dengan indikasi/ciri:
    1) tokoh yang mendukung tokoh utama;
    2) tokoh yang hanya diberi komentar alakadarnya.
                Secara keseluruhan tokoh terdiri atas sepuluh ragam, yaitu:
1.    Tokoh utama
2.    Tokoh tambahan
3.    Tokoh protagonis
4.    Tokoh antagonis
5.    Tokoh sederhana
6.    Tokoh bulat
7.    Tokoh statis
8.    Tokoh berkembang
9.    Tokoh tipikal
10.    Tokoh netral
               yang masing-masing dapat dibagi menjadi:
1.    Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam cerita, tokoh dibagi menjadi:
  1. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam cerita yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.
  2. Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
2. Jika dilihat dari fungsi penampilan tokoh, dapat dibedakan menjadi:
  1. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, yang salah satu jenisnya disebut hero. Ia merupakan tokoh yang taat norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita (Altenbernd & Lewis dalam Nurgiantoro 2004: 178). Identifikasi tokoh yang demikian merupakan empati dari pembaca.
  2. Tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan konflik atau sering disebut sebagai tokoh jahat. Tokoh ini juga mungkin diberi simpati oleh pembaca jika dipandang dari kaca mata si penjahat itu, sehingga memperoleh banyak kesempatan untuk menyampaikan visinya, walaupun secara vaktual dibenci oleh masyarakat.
3. Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
  1. Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu atau sifat watak yang tertentu saja, bersifat datar dan monoton.
  2. okoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi, ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini.
4. Bedasarkan kriteria bekembang atau tidaknya perwatakan tokoh-tokoh cerita dalam sebuah   novel, tokoh dibedakan menjadi:
  1. Tokoh statis adalah tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan    atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi (Altenbernd & Lewis, dalam buku Teori Pengkajian Fiksi 1994: 188).
  2. Tokoh berkembang adalah tokoh yang cenderung akan menjadi tokoh yang kompleks. Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan dan perkembangan sikap, watak dan tingkah lakunya itu dimungkinkan sekali dapat terungkapkannya berbagi sisi kejiwaannya.
5. Bedasarkan kemungkinan pencerminan tokoh cerita terhadap sekelompok manusia dalam kehidupan nyata, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
  1. Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya, dan lebih ditonjolkan kualitas kebangsaannya atau pekerjaannya Altenbernd & Lewis (dalam Nurgiantoro 2002: 190) atau sesuatu yang lain yang bersifat mewakili.
  2. Tokoh netral adalah tokoh yang bereksistensi dalam cerita itu sendiri. Ia merupakan tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.
b.    Penokohan
                Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan atau melukiskan tokoh dalam cerita yang ditulisnya. Dalam penokohan, watak atau karakter seorang tokoh dapat dilihat dari tiga segi, yaitu melalui:
1. Dialog tokoh.
2. Penjelasan tokoh.
3. Penggambaran fisik.
                 
                   Ada dua jenis penokohan, yaitu:
  1. Secara langsung atau deskriptif/analitik, dimana pengarang langsung malukiskan atau menyebutkan secara terperinci bagaimana watak sang tokoh, bagaimana ciri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dan sebagainya.
  2. Secara tidak langsung/dramatik, dimana pengarang melukiskan sifat dan ciri fisik sang tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral, melalui gambaran lingkungan sekitar tokoh sentral, melalui aktivitas tokoh sentral, dan melalui jalan pikiran tokoh sentral, serta dapat diungkapkan melalui percakapan antar tokoh dalam cerita tersebut.
            Beberapa cara yang dapat digunakan pengarang untuk menggambarkan rupa, watak tokoh/pelaku:
  1. Melukiskan bentuk lahir pelaku;
  2. Melukiskan jalan pikiran pelaku atau apa yang terlintas dalam pikirannya;
  3. Melukiskan bagaimana reaksi pelaku terhadap kejadian-kejadian yang dialaminya;
  4. Pengarang secara langsung menganalisis watak pelaku;
  5. Pengarang melukiskan keadaan sekitar pelaku;
  6. Pengarang melukiskan bagaimana pandangan-pandangan pelaku lain dalam cerita terhadap pelaku utama;
  7. Para pelaku lain dalam suatu cerita memperbincangkan keadaan pelaku utama, sehingga secara tidak langsung pembaca dapat menangkap kesan segala sesuatu tentang pelaku utama.
                  Penokohan terdiri atas tiga variasi, yaitu:
1. Teknik ekspositori atau teknik analitis adalah teknik yang pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Hal semacam ini biasanya terdapat pada tahap perkenalan.
2. Teknik dramatik adalah teknik pelikisan tokoh cerita yang pengarangnya tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Sifatnya lebih sesuai dengan sisi kkehidupan nyata. Jika teknik ekspositoris pengarang memberikan deskripsi, dalam teknik dramatik para tokoh ditampilkan mirip dengan drama. Dengan teknik ini cerita akan lebih efektif.
  1. Teknik Cakapan. Teknik cakapan adalah teknik percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita yang  juga dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan.
  2. Teknik Tingkah Laku. Teknik tingkah laku adalah teknik yang menyarankan pada tindakan yang bersifat   nonverbal, fisik.
  3. Teknik Pikiran dan Perasaan. Teknik pikiran dan perasaan adalah teknik yang melintas dalam pikiran dan perasaan, serta apa yang dipikir dan dirasakan oleh tokoh dalam banyak hal yang akan mencerminkan sifat-sifat kediriannya jua.
  4. Teknik Arus Kesadaran. Teknik arus kesadaran (steam of consciousness) adalah teknik yang merupakan sebuah karya narasi yang berusaha  menangkap pandangan dan proses mental tokoh, tanggapan indera bercampur dengan kesadaran dan ketidaksadaran pikiran, persaan, ingatan, harapan dan asosiasi-asosiasi acak (Abrams, dalam Nurgiantoro 2002: 206).
  5. Teknik  Reaksi Tokoh. Teknik reaksi tokoh adalah suatu reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata dan sikap serta tingkah-laku orang lain dan sebagainya yang merupakan “rangsangan” dari luar diri tokoh yang bersangkutan yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari kediriannya, yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar dan lain-lain.
  6. Teknik Pelukisan Latar. Suasana latar sekitar tokoh juga sering dipakai untuk melukiskan kediriannya. Pelukisan suasana latar dapat lebih mengintensifkan sifat kedirian tokoh seperti yang telah diungkapkan dengan berbagi teknik yang lain.
  7. Teknik Pelukisan Fisik. Keadaan fisik seseorang sering berkaitan dengan keadaan kejiwaanya, atau paling tidak, pengarang sengaja mencari dan memperhubungkan adanya keterkaitan itu.
3. Teknik identifikasi tokoh. Untuk mengenali secara lebih baik tokoh-tokoh cerita, kita perlu mengidentifikasi kedirian tokoh-tokoh secara cermat dengan usaha-usaha melalui prinsip-prinsip sebagai berikut:
  1. Prinsip Pengulangan. Prinsip pengulangan adalah prinsip yang dapat menemukan dan mengidentifikasi adanya kesamaan sifat, sikap, watak, dan tingkah laku pada bagian-bagian berikutnya.
  2. Prinsip Pengumpulan. Prinsip pengumpulan adalah suatu prinsip yang dapat mengungkapkan sedikit demi sedikit dalam seluruh cerita yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data kedirian yang “tercecer” diseluruh cerita tersebut.
  3. Prinsip Kemiripan dan Pertentangan. Identifikasi tokoh yang mempergunakan prinsip kemiripan dan pertentangan dilakukan dengan memperbandingkan antara seorang tokoh dengan tokoh lain dari cerita fiksi yang bersangkutan.
Contoh analisis Tokoh dan Penokohan Pada Cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji
             
                Tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji, yaitu:
  1. Tokoh Utamanya, yaitu Pangeran Genji . Ia merupakn tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.
  2. Tokoh Tambahannya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok, Murasaki (putrid Violet), Putri Istana Barat, Perempan Desa, Ratu (Istri Ayahandanya), Putri Biru, Sang utusan, Pelayan Putri Bunga Rontok, Putri Paviliun Volubilis, Putri Jangkerik Kebun, Putri Malam Panjang, dan 3 sahabat Pangerang Genji. Mereka merupakan tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
  3. Tokoh protagonisnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang baik dan pembangun alur dalam cerita.
  4. Tokoh antagonisnya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh yang berlawanan karakter dan kehendak dengan tokoh protagonis.
  5. Tokoh sederhana, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia memiliki sifat yang baik dan setia dari awal hingga akhir cerita.
  6. Tokoh bulatnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang memiliki perkembangan dalam kehidupannya, yang awalnya ia merupakan pangeran yang tampan, kaya, dan percya diri. Namun, dalam usianya yang mulai lanjut, ia memutuskan untuk tinggal sendiri di rumah kecil yang dibangunnya karena ia tidak mau dikasihani oleh siapa pun.
  7. Tokoh datarnya, yaitu Putri Desa Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh yang dari awal sampai akhir cerita tetap menunjukan sikap kabaikannya.
  8. Tokoh Statisnya, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh cerita yang secara esensial tidak mengalami perubahan atau perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi.
  9. Tokoh berkembangnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang cenderung akan menjadi tokoh yang kompleks. Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan dan perkembangan sikap, watak dan tingkah lakunya itu dimungkinkan sekali dapat terungkapkannya berbagi sisi kejiwaanya.
  10. Tokoh sentralnya, yaitu Pangeran Genji. Ia merupakan tokoh yang sangat potensial dalam menggerakan alur.
  11. Tokoh bawahannya, yaitu Putri Bunga Rontok. Ia merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur itu.
  12. Tokoh latarnya, yaitu Murasaki (putrid Violet), Putri Istana Barat, Perempan Desa, Ratu (Istri Ayahandanya), Putri Biru, Sang utusan, Pelayan Putri Bunga Rontok, Putri Paviliun Volubilis, Putri Jangkerrik Kebun, Putri Malam Panjang, dan 3 sahabat. Mereka merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar.
                  Penokohan dalam cerpen Cinta Terakhir Pangeran Genji menggunakan dua cara pelukisan, yaitu secara langsung atau deskriptif/analitik dan secara tidak langsung/dramatik, yang masing-masing dapat dibagi sebagai berikut:
1.    Secara langsung atau deskriptif/analitik:
  1. Pangeran Genji, seorang lelaki yang pandai, keras kepala, penakluk wanita, putus asa, pilih kasih, dan bernafsu tinggi terhadap perempuan. Kepandaiannya ia tunjukan dalam bersyair dan menulis kaligrafi. Keras kepalanya ia tunjukan pada saat selalu menolak untuk bertemu dengan keluarga dan teman-temannya karena ia tidak mau dikasihani dengan keadaannya yang semakin memprihatinkan. Ia juga merupakan penakluk wanita, hal ini dapat ditunjukkan ketika ia berhasil merayu dan menjadikan para wanita-wanita cantik menjadi istrinya, bahkan ia juga dapat menaklukan hati ibu tirinya. Keputusasaannya ia tunjukan pada saat ia menyerah pada semua kemewahannya karena usianya yang telah lanjut dan ia lebih memilih tinggal sendiri di rumah kecil yang dibangun di lereng gunung. Sifat pilih kasihnya ia tunjukan pada istri-istrinya. Ia lebih sering mengunjungi istri-istrinya yang cantik dari pada mengunjungi Putri Desa Bunga Rontok. Serta, sifat nafsu tingginya ia tunjukan ketika ia masih mau meniduri Putri Desa Bunga Rontok  di rumah kecilnya walaupun dengan usianya yang sudah lanjut.
  2. Putri Desa  Bunga Rontok, seorang perempuan yang baik dan setia, serta tidak mudah menyerah. Kebaikan dan kesetiaannya ia tunjukan pada keikhlasannya untuk menemani dan menjaga Pangeran Genji karena kecintaannya yang tulus terhadap suaminya tersebut. Ia tidak pernah menyerah untuk selalu datang ke rumah kecil Pangeran Genji walaupun ia selalu di usir.
2. Secara tidak langsung/dramatik:
  1. Murasaki/ putri Violet (istri kedua), sorang perempuan yang tidak setia terhadap suaminya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Istrinya yang kedua, Murasaki, Putri Violet yang sangat ia cintai- kendati pada saat bersamaan melakukan banyak tindak ketidaksetiaa.”
  2. Putri Istana Barat, seorang perempuan yang berkhianat. Ia mengkhianati suaminya dengan berselingkuh dengan kerabat yang labih mudah. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Istrinya yang ketiga, Putri Istana Barat berselingkuh dengan seorang kerabat yang masih muda, perbuatan yang sama ia lakukan semasa belia ketika ia berlaku serong dengan istri ayahandanya, ratu yang masih berusia remaja.”
  3. Putri Biru (istri pertama), seorang perempuan yang mencintai suaminya. Cintanya baru diyakini oleh Pangeran Genji setelah sehari kematiannya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau mengingatkan diriku pada Putri Biru, istriku yang pertama; cintanya baru kuyakini sehari sehari setelah kematiannya.”
  4. Putri Paviliun Volubilis, seorang perempuan yang pencemburu. Ia tidak mau bersaing dengan istri-istri Pangeran Genji lainnya dalam hal mencintai. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau juga mengingatkan diriku pada Putri dari paviliun Volubilis. Ia meninggal dalam pelukanku karena rasa cemburunya, karena ia tidak hendak bersaing dalam mencintai diriku.”
  5. Putri Jangkerik Kebun, seorang perempuan yang lemah lembut dan pemalu. Ia selalu menghindar pada Pangeran Genji, sehingga Pangeran Genji menghibur diri didekat adik laki-lakinya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau juga mengingatkan diriku pada Putri Jangkerik Kebun yang lemah lembut. Karena pemalu, ia selalu menghindar, sehingga aku harus menghibur diri didekat adik laki-lakinya.”
  6. Putri Malam Panjang (istri ketiga), seorang perempuan yang santun. Ia rela menjadi istri yang ketiga Pangeran Genji. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kau juga mengingatkan diriku pada Putri Malam Panjang yang santun. Dengan rela ia menjadi yang ketiga di dalam rumah dan hatiku. ”
  7. Sang utusan, pelayan yang setia. Ia selalu menjalankan perintah majikannya untuk menyampaikan pesan kepada Pangeran Genji. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Dengan penuh hormat sang utusan menyampaikan berita dari sanak keluarga atau teman-teman yang masih ingin bertemu sekali lagi dengannnya sebelum pertemuan tanpa akhir dan tanpa kepastian di dunia lain. ”
  8. Kuli-kuli sewaan Putri Desa Bunga Rontok, Kuli-kuli yang patuh. Mereka setia menemani Putri Bunga Rontok sepanjang perjalanan. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Dalam kesempatan kali ini, ia menyewa kuli-kuli pengangkut dan sebuah tandu yang sangat baik, meski tidak dilengkapi peralatan mutakhir seperti di kota.”
  9. Ratu (istri ayahanda Pangeran Genji), seorang perempuan yang tidak setia. Ia selingkuh dengan Pangeran Genji karena ketampanannya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “… perbuatan yang sama ia laukukan semasa belia ketika ia berlaku serong dengan istri ayahandanya, ratu yang masih berusia remaja. "
  10. Tiga sahabat Pangeran Genji, seorang sahabat yang setia. Mereka setia menemani Pangeran Genji melakukan perjalanan dari istana ke rumah kecil di lereng gunung untuk yang terakhir kalinya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Untuk terakhir kalinya ia melintasi kota, hanya ditemani dua atau tiga sahabat setianya; meninggalkan Genji sama saja dengan meninggalkan masa muda.”
  11. Perempuan Desa, perempuan-perempuan yang suka memuji. Mereka menempelkan wajahnya ke bilah-bilah kerai singkap hanya untuk berbisik dengan memuji ketampanan Pangeran Genji. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: “Kendati hari masih pagi, sudah banyak perempuan menempelkan wajah ke bilah-bilah kerai singkap. Dengan suara keras mereka berbisik bahwa Genji masih sangat tampan.”
Baca Selanjutnya→

0 komentar:





Tahukah Anda apa yang disebut novel? Novel merupakan salah satu genre
sastra. Novel merupakan salah satu hasil karya sastra yang bila dibaca tidak
habis sekali duduk. Dilihat dari segi tokoh yang dihadirkan dalam novel, tokoh
akan mengalami perubahan nasib yang berpengaruh besar dalam kehidupannya.
Apa itu unsur intrinsik novel? Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur
yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur-unsur intrinsik dalam
sebuah novel, misalnya peristiwa, cerita, alur, plot, penokohan, tema, latar,
sudut pandang, dan gaya bahasa. Khusus pada babak ini kita akan belajar
mengenai karakter tokoh.
Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga
peristiwa itu menjalin suatu cerita. Penulis menggambarkan tokoh dengan
karakter masing-masing. Cara penulis menampilkan tokoh disebut penokohan.
Tokoh dalam karya fiksi selalu mempunyai sifat, sikap, dan tingkah laku tertentu
yang selanjutnya disebut perwatakan. Dengan kata lain, perwatakan yaitu
gambaran watak para pelaku melalui usia, latar belakang sosial, moral, suasana
kejiwaan, agama yang dianut, aliran politik, idiologi, gerak dan tingkah laku,
cara berpakaian, jalan pikiran, atau ketika tokoh itu berhubungan dengan pelaku
lainnya.
Karakter tokoh dapat dibagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai
berikut.
a. Ditinjau dari peranan dan keterlibatannya dalam cerita, dapat dibedakan:
1) tokoh primer (utama) adalah tokoh yang selalu hadir dalam setiap
peristiwa dan dipaparkan dalam cerita serta penentu tema cerita;

2) tokoh sekunder (bawahan) adalah tokoh yang mendukung tokoh
utama;
3) tokoh komplementer (tambahan) adalah tokoh figuran yang membantu
tokoh utama, tetapi tidak begitu aktif.
b. Dilihat dari perkembangan kepribadian tokoh, dapat dibedakan atas:
1) pelaku dinamis adalah tokoh yang dalam cerita dipaparkan sifatnya
senantiasa berubah;
2) pelaku statis adalah tokoh yang dalam cerita dipaparkan sifatnya tetap.
c. Dilihat dari masalah yang dihadapi tokoh:
1) simpel karakter adalah tokoh mengalami masalah yang sifatnya singkat
atau tidak sampai merubah jalan hidup;
2) kompleks karakter adalah tokoh yang mengalami masalah yang sifatnya
bermacam-macam sehingga sampai merubah jalan hidupnya.
d. Dilihat dari watak yang dimiliki tokoh, dapat dibedakan atas:
1) tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung cerita (memiliki perwatakan
baik);
2) tokoh antagonis adalah tokoh yang menentang cerita (memiliki
perwatakan buruk);
3) tokoh tritagonis adalah tokoh yang membantu pelaku protagonis maupun
antagonis.
Karakter tokoh digambarkan dalam tiga dimensi, yaitu psikis, fisik, dan
sosial (fisiologis, psikologis, dan sosiologis). Keadaan fisik biasanya dilukiskan
paling dahulu, baru kemudian sosialnya. Pelukisan karakter pelaku dapat
langsung melalui dialog yang mewujudkan watak dan perkembangan lakon,
tetapi banyak juga kita jumpai dalam cacatan samping (catatan teknis).
a. Keadaan fisik tokoh berkaitan dengan umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh,
suku, dan sebagainya berkaitan dengan karakter yang juga didukung oleh
wujud suara dalam berdialog. Misalnya tokoh sentral protagonis biasanya
memiliki karakterisasi suara tertentu, seperti merdu dan lembut.
b. Keadaan psikis berkaitan dengan emosi, ambisi, dan sebagainya. Pemilihan
aktor-aktris biasanya cenderung mencari kesesuaian atau kedekatan
karakter secara psikis.
c. Keadaan sosiologis berkaitan dengan jabatan, pekerjaan kelas sosial, dan
sebagainya.
Ada beberapa cara untuk memahami karakter tokoh dalam suatu novel,
yaitu:
a. melalui tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya;
b. gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupan
maupun cara berpakaian;
c. menunjukkan bagaimana perilakunya;
d. melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri;
e. memahami bagaimana jalan pikirannya;

f. melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentang dia;
g. melihat tokoh lain berbincang dengannya;
h. melihat bagaimanakah tokoh yang lain memberi reaksi terhadapnya;
i. melihat bagaimanakah tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lain.

Cara Menentukan Tema, Plot, Tokoh, Perwatakan dalam cerpen dan novel

Unknown   at  17.15  No comments





Tahukah Anda apa yang disebut novel? Novel merupakan salah satu genre
sastra. Novel merupakan salah satu hasil karya sastra yang bila dibaca tidak
habis sekali duduk. Dilihat dari segi tokoh yang dihadirkan dalam novel, tokoh
akan mengalami perubahan nasib yang berpengaruh besar dalam kehidupannya.
Apa itu unsur intrinsik novel? Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur
yang secara langsung turut serta membangun cerita. Unsur-unsur intrinsik dalam
sebuah novel, misalnya peristiwa, cerita, alur, plot, penokohan, tema, latar,
sudut pandang, dan gaya bahasa. Khusus pada babak ini kita akan belajar
mengenai karakter tokoh.
Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga
peristiwa itu menjalin suatu cerita. Penulis menggambarkan tokoh dengan
karakter masing-masing. Cara penulis menampilkan tokoh disebut penokohan.
Tokoh dalam karya fiksi selalu mempunyai sifat, sikap, dan tingkah laku tertentu
yang selanjutnya disebut perwatakan. Dengan kata lain, perwatakan yaitu
gambaran watak para pelaku melalui usia, latar belakang sosial, moral, suasana
kejiwaan, agama yang dianut, aliran politik, idiologi, gerak dan tingkah laku,
cara berpakaian, jalan pikiran, atau ketika tokoh itu berhubungan dengan pelaku
lainnya.
Karakter tokoh dapat dibagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai
berikut.
a. Ditinjau dari peranan dan keterlibatannya dalam cerita, dapat dibedakan:
1) tokoh primer (utama) adalah tokoh yang selalu hadir dalam setiap
peristiwa dan dipaparkan dalam cerita serta penentu tema cerita;

2) tokoh sekunder (bawahan) adalah tokoh yang mendukung tokoh
utama;
3) tokoh komplementer (tambahan) adalah tokoh figuran yang membantu
tokoh utama, tetapi tidak begitu aktif.
b. Dilihat dari perkembangan kepribadian tokoh, dapat dibedakan atas:
1) pelaku dinamis adalah tokoh yang dalam cerita dipaparkan sifatnya
senantiasa berubah;
2) pelaku statis adalah tokoh yang dalam cerita dipaparkan sifatnya tetap.
c. Dilihat dari masalah yang dihadapi tokoh:
1) simpel karakter adalah tokoh mengalami masalah yang sifatnya singkat
atau tidak sampai merubah jalan hidup;
2) kompleks karakter adalah tokoh yang mengalami masalah yang sifatnya
bermacam-macam sehingga sampai merubah jalan hidupnya.
d. Dilihat dari watak yang dimiliki tokoh, dapat dibedakan atas:
1) tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung cerita (memiliki perwatakan
baik);
2) tokoh antagonis adalah tokoh yang menentang cerita (memiliki
perwatakan buruk);
3) tokoh tritagonis adalah tokoh yang membantu pelaku protagonis maupun
antagonis.
Karakter tokoh digambarkan dalam tiga dimensi, yaitu psikis, fisik, dan
sosial (fisiologis, psikologis, dan sosiologis). Keadaan fisik biasanya dilukiskan
paling dahulu, baru kemudian sosialnya. Pelukisan karakter pelaku dapat
langsung melalui dialog yang mewujudkan watak dan perkembangan lakon,
tetapi banyak juga kita jumpai dalam cacatan samping (catatan teknis).
a. Keadaan fisik tokoh berkaitan dengan umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh,
suku, dan sebagainya berkaitan dengan karakter yang juga didukung oleh
wujud suara dalam berdialog. Misalnya tokoh sentral protagonis biasanya
memiliki karakterisasi suara tertentu, seperti merdu dan lembut.
b. Keadaan psikis berkaitan dengan emosi, ambisi, dan sebagainya. Pemilihan
aktor-aktris biasanya cenderung mencari kesesuaian atau kedekatan
karakter secara psikis.
c. Keadaan sosiologis berkaitan dengan jabatan, pekerjaan kelas sosial, dan
sebagainya.
Ada beberapa cara untuk memahami karakter tokoh dalam suatu novel,
yaitu:
a. melalui tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya;
b. gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupan
maupun cara berpakaian;
c. menunjukkan bagaimana perilakunya;
d. melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri;
e. memahami bagaimana jalan pikirannya;

f. melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentang dia;
g. melihat tokoh lain berbincang dengannya;
h. melihat bagaimanakah tokoh yang lain memberi reaksi terhadapnya;
i. melihat bagaimanakah tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lain.
Baca Selanjutnya→

0 komentar:

Sesekali tidak ada salahnya kan mengucap syukur karena kita dilahirkan dan dibesarkan di Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia yang menyimpan seribu satu macam surga di jajaran pulau-pulaunya yang tersembunyi. Keindahan alam dan budaya di seluruh penjuru Indonesia tampaknya seperti nggak ada habisnya, dan beberapa spot wisata baru selalu dapat dengan mudah ditemukan ketika para pelancong mulai merasa bosan dengan suatu spot wisata yang telah terlalu ramai dan penuh sesak oleh para pencari hiburan.
Pegipegi akan mengajak kamu melancong ke Indonesia Bagian Timur yang masih relatif sepi dari perhatian turis dan pemberitaan media massa. Meski jarang masuk koran bukan berarti Kepulauan Maluku tidak istimewa, travelers. Nih daftar 5 tempat wisata keren di Kepulauan Maluku yang wajib kamu kunjungi.
1. Pulau Banda, Maluku Tengah
pulau banda
Ini dia spot wisata idaman buat para pecinta diving dan snorkeling. Taman Laut Banda yang terletak di antara Pulau Neira, Pulau Gunung Api, Pulau Ai, Pulau Sjahrir dan Pulau Hatta ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Kamu bisa mencapai lokasi ini dengan menumpang kapal feri selama satu malam dari ibu kota Kepulauan Maluku, Kota Ambon, dan meski perjalanan memakan waktu cukup lama kamu tak akan menyesal jika telah melihat dengan mata kepala sendiri indahnya taman laut di bawah permukaan air Laut Banda. Di sini kamu bisa menjumpai sekitar 350 spesies biota laut, termasuk beberapa jenis terumbu karang purba yang keberadaannya terancam punah.
Kalo nggak bisa menyelam kamu masih bisa menikmati keindahan taman laut dan melihat ikan paus dan lumba-lumba dari atas perahu, travelers. O ya, kamu juga bisa mencoba memancing ikan tuna dan cakalang, tentunya dengan bantuan dari para nelayan setempat. Ada beberapa fasilitas bagi turis yang tersedia di Pulau Banda, yaitu guest house, rumah makan dengan menu tradisional dan toko suvenir. Selain menyelam, hiking di desa tradisional, hutan pala dan reruntuhan peninggalan Belanda di kota Bandaneira adalah kegiatan yang mengasyikkan. Jangan lupa menutup hari berpetualangmu di sini dengan menyaksikan matahari terbenam di pantai selatan Banda Besar yang akan membuatmu terkesima.
2. Pulau Bacan, Halmahera Selatan
pulau bacan
Pulau Bacan adalah salah satu di antara gugusan Kepulauan Maluku yang terdapat di sebelah barat daya Pulau Halmahera dan termasuk dalam wilayah Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara. Pulau Bacan memiliki beberapa spot wisata menarik seperti Benteng Barnevald yang merupakan peninggalan sejarah dari masa pendudukan bangsa Portugis. Sayangnya benteng berada dalam kondisi kurang terawat, namun jangan khawatir kamu masih bisa menikmati pemandangan menakjubkan dengan berdiri di bagian atas benteng. Di sini kamu bisa saksikan jernihnya air laut hingga kamu bisa melihat terumbu karang berikut aneka macam ikan yang berenang di dalamnya, dan ada juga rumah-rumah kayu yang dibangun di atas air dan didiami Suku Bajo.
Selain itu masih ada Pantai Pawete, Masjid dan Keraton Sultan Bacan serta cagar alam Pulau Bacan yang semuanya tak akan habis dinikmati dalam waktu sehari saja. Ada beberapa hotel dan guest house yang bisa kamu sewa sementara berjalan-jalan di Pulau Bacan. Jangan lupa membawa pulang batu permata khas Pulau Bacan yang kini sedang hip dan menjadi buah bibir berkat keunikannya, yaitu menghasilkan warna yang sesuai dengan panas tubuh orang yang memakainya.
3. Kota Ambon
kota ambon
Kota yang juga disebut dengan Amboina atau Ambon Manise yang artinya kota Ambon yang indah atau cantik. Sebutan itu sepertinya nggak berlebihan karena meski pernah jatuh akibat kerusuhan SARA di tahun 1999, kota Ambon berhasil memikat siapapun yang mengunjunginya berkat keindahan alam dan keramahtamahan penduduknya. Berada di tepi pantai membuat Kota Ambon kaya akan obyek wisata pantai yang masing-masing memiliki ciri khas. Misalnya Pantai Pintu Kota yang terletak di ujung Kota Ambon. Keunikan pantai ini adalah adanya batu karang besar yang berbentuk seperti gapura. Ada juga Pantai Hunimoa yang terletak sekitar 40 km dari pusat kota. Selain bisa berenang dan duduk-duduk di pasir pantai yang putih besih, kamu juga bisa melihat-lihat bekas lapangan terbang yang digunakan selama masa Perang Dunia II.
Kota Ambon sendiri telah dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah sejak berabad silam. Dan ini menjadikan Kota Ambon kaya akan beberapa peninggalan bersejarah lainnya seperti Bunker VOC, puing-puing kapal barang Belanda dan Portugis di dasar perairan Waiyame, Fort Victoria, Museum Siwalima dan masih banyak lagi.
4. Danau Rana, Pulau Buru, Maluku Tengah
danau-rana
Danau Rana adalah salah satu danau terbesar di seantero Kepulauan Maluku dan terletak 63 km dari pusat kota Namlea, salah satu kota teramai di pulau tempat pembuangan penulis legendaris Pramoedya Ananta Toer. Perjalanan untuk mencapainya juga tidak mudah, travelers. Pertama-tama kamu harus naik kapal feri dari Kota Ambon ke Pulau Buru. Sampai di Pulau Buru kamu harus naik mobil selama 1,5 jam dari kota Namlea ke Desa Wamlana, Kecamatan Air Buaya. Nah, dari Desa Wamlana ini kamu harus meneruskan perjalanan sekitar 43 km sebelum mencapai Danau Rana.
Yang membuat Danau Rana menarik adalah pemandangan di sekitarnya, yaitu hutan yang masih alami, berpadu dengan pantulan langit di permukaan air jernih dan dihiasi bunga teratai. Suasana jadi makin syahdu ketika hari menjelang senja dan air danau yang tenang memantulkan warna langit lembayung. Rasanya seperti di surga, travelers!
Berminat menjadi saksi keindahan panorama alam Maluku? Yuk cari hotelnya di Pegipegi dan nikmati liburan kamu!

4 Tempat Yang Harus Kamu Kunjungi di Kepulauan Maluku

Unknown   at  16.48  No comments

Sesekali tidak ada salahnya kan mengucap syukur karena kita dilahirkan dan dibesarkan di Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia yang menyimpan seribu satu macam surga di jajaran pulau-pulaunya yang tersembunyi. Keindahan alam dan budaya di seluruh penjuru Indonesia tampaknya seperti nggak ada habisnya, dan beberapa spot wisata baru selalu dapat dengan mudah ditemukan ketika para pelancong mulai merasa bosan dengan suatu spot wisata yang telah terlalu ramai dan penuh sesak oleh para pencari hiburan.
Pegipegi akan mengajak kamu melancong ke Indonesia Bagian Timur yang masih relatif sepi dari perhatian turis dan pemberitaan media massa. Meski jarang masuk koran bukan berarti Kepulauan Maluku tidak istimewa, travelers. Nih daftar 5 tempat wisata keren di Kepulauan Maluku yang wajib kamu kunjungi.
1. Pulau Banda, Maluku Tengah
pulau banda
Ini dia spot wisata idaman buat para pecinta diving dan snorkeling. Taman Laut Banda yang terletak di antara Pulau Neira, Pulau Gunung Api, Pulau Ai, Pulau Sjahrir dan Pulau Hatta ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Kamu bisa mencapai lokasi ini dengan menumpang kapal feri selama satu malam dari ibu kota Kepulauan Maluku, Kota Ambon, dan meski perjalanan memakan waktu cukup lama kamu tak akan menyesal jika telah melihat dengan mata kepala sendiri indahnya taman laut di bawah permukaan air Laut Banda. Di sini kamu bisa menjumpai sekitar 350 spesies biota laut, termasuk beberapa jenis terumbu karang purba yang keberadaannya terancam punah.
Kalo nggak bisa menyelam kamu masih bisa menikmati keindahan taman laut dan melihat ikan paus dan lumba-lumba dari atas perahu, travelers. O ya, kamu juga bisa mencoba memancing ikan tuna dan cakalang, tentunya dengan bantuan dari para nelayan setempat. Ada beberapa fasilitas bagi turis yang tersedia di Pulau Banda, yaitu guest house, rumah makan dengan menu tradisional dan toko suvenir. Selain menyelam, hiking di desa tradisional, hutan pala dan reruntuhan peninggalan Belanda di kota Bandaneira adalah kegiatan yang mengasyikkan. Jangan lupa menutup hari berpetualangmu di sini dengan menyaksikan matahari terbenam di pantai selatan Banda Besar yang akan membuatmu terkesima.
2. Pulau Bacan, Halmahera Selatan
pulau bacan
Pulau Bacan adalah salah satu di antara gugusan Kepulauan Maluku yang terdapat di sebelah barat daya Pulau Halmahera dan termasuk dalam wilayah Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara. Pulau Bacan memiliki beberapa spot wisata menarik seperti Benteng Barnevald yang merupakan peninggalan sejarah dari masa pendudukan bangsa Portugis. Sayangnya benteng berada dalam kondisi kurang terawat, namun jangan khawatir kamu masih bisa menikmati pemandangan menakjubkan dengan berdiri di bagian atas benteng. Di sini kamu bisa saksikan jernihnya air laut hingga kamu bisa melihat terumbu karang berikut aneka macam ikan yang berenang di dalamnya, dan ada juga rumah-rumah kayu yang dibangun di atas air dan didiami Suku Bajo.
Selain itu masih ada Pantai Pawete, Masjid dan Keraton Sultan Bacan serta cagar alam Pulau Bacan yang semuanya tak akan habis dinikmati dalam waktu sehari saja. Ada beberapa hotel dan guest house yang bisa kamu sewa sementara berjalan-jalan di Pulau Bacan. Jangan lupa membawa pulang batu permata khas Pulau Bacan yang kini sedang hip dan menjadi buah bibir berkat keunikannya, yaitu menghasilkan warna yang sesuai dengan panas tubuh orang yang memakainya.
3. Kota Ambon
kota ambon
Kota yang juga disebut dengan Amboina atau Ambon Manise yang artinya kota Ambon yang indah atau cantik. Sebutan itu sepertinya nggak berlebihan karena meski pernah jatuh akibat kerusuhan SARA di tahun 1999, kota Ambon berhasil memikat siapapun yang mengunjunginya berkat keindahan alam dan keramahtamahan penduduknya. Berada di tepi pantai membuat Kota Ambon kaya akan obyek wisata pantai yang masing-masing memiliki ciri khas. Misalnya Pantai Pintu Kota yang terletak di ujung Kota Ambon. Keunikan pantai ini adalah adanya batu karang besar yang berbentuk seperti gapura. Ada juga Pantai Hunimoa yang terletak sekitar 40 km dari pusat kota. Selain bisa berenang dan duduk-duduk di pasir pantai yang putih besih, kamu juga bisa melihat-lihat bekas lapangan terbang yang digunakan selama masa Perang Dunia II.
Kota Ambon sendiri telah dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah sejak berabad silam. Dan ini menjadikan Kota Ambon kaya akan beberapa peninggalan bersejarah lainnya seperti Bunker VOC, puing-puing kapal barang Belanda dan Portugis di dasar perairan Waiyame, Fort Victoria, Museum Siwalima dan masih banyak lagi.
4. Danau Rana, Pulau Buru, Maluku Tengah
danau-rana
Danau Rana adalah salah satu danau terbesar di seantero Kepulauan Maluku dan terletak 63 km dari pusat kota Namlea, salah satu kota teramai di pulau tempat pembuangan penulis legendaris Pramoedya Ananta Toer. Perjalanan untuk mencapainya juga tidak mudah, travelers. Pertama-tama kamu harus naik kapal feri dari Kota Ambon ke Pulau Buru. Sampai di Pulau Buru kamu harus naik mobil selama 1,5 jam dari kota Namlea ke Desa Wamlana, Kecamatan Air Buaya. Nah, dari Desa Wamlana ini kamu harus meneruskan perjalanan sekitar 43 km sebelum mencapai Danau Rana.
Yang membuat Danau Rana menarik adalah pemandangan di sekitarnya, yaitu hutan yang masih alami, berpadu dengan pantulan langit di permukaan air jernih dan dihiasi bunga teratai. Suasana jadi makin syahdu ketika hari menjelang senja dan air danau yang tenang memantulkan warna langit lembayung. Rasanya seperti di surga, travelers!
Berminat menjadi saksi keindahan panorama alam Maluku? Yuk cari hotelnya di Pegipegi dan nikmati liburan kamu!
Baca Selanjutnya→

0 komentar:


Ora Beach atau Pantai Ora terletak di Pulau Seram, Maluku Tengah. Inilah surga dunia. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkan suasana yang damai dengan pemandangan alam (khususnya pantai) yang sangat indah.Pantai Ora memang sangat menawarkan keindahan alam yang tiada duanya, satu lagi bukti untuk para wisatawan diluar sana bahwa Indonesia mempunyai pantai yang indah.


Ini salah satu bukti bahwa Indonesia sangat kaya dengan keindahan alamnya jika mau dijaga dengan baik. Bagi para wisatawan, di pantai ini telah disediakan resort-resort yang berdiri di atas pantai dengan air yang sangat jernih. Resort-resort di sini berbentuk rumah panggung dengan material kayu sehingga menimbulkan suasana nyaman untuk bersantai menghilangkan penat atau beban pikiran. Tempat ini sangat memanjakan pengunjungnya yang ingin mencari ketenangan pikiran.


Selain itu, pemandangan alamnya juga tak kalah jika dibandingkan dengan pantai Lanikai Oahu di Hawaii atau Pulau Maladewa. Setidaknya kita tidak harus jauh-jauh pergi ke luar negeri karena ternyata Indonesia pun punya keindahan serupa.


Yang menjadi tugas kita adalah tetap menjaga keindahan alamnya agar tidak pudar oleh karena tangan-tangan jahil yang tidak bertanggungjawab. Di pantai ora ini, tumbuhan karang-karang dan hewan-hewan lautnya masih berjumlah banyak dan masih terawat dengan baik, mungkin karena tempat ini belum terlalu terekspos sehingga belum banyak yang datang dan merusak.


Negeri ini bersebelahan dengan Saleman. Bisa ditempuh melalui laut dari Saleman atau dari Jalan Trans Seram. Penginapan berlokasi di antara permukiman penduduk yang hampir 40 persen di antaranya membangun rumah di atas laut. Penginapan ini pun dibangun di atas laut dengan terumbu karang dan ikan karang beraneka warna menghiasi dasar laut.


Muhammad Ali, pemilik penginapan, mengatakan, selain snorkle, pengunjung juga bisa melintasi Sungai Salawai untuk melihat proses pembuatan sagu, pengambilan buah kelapa, atau melihat beragam jenis burung di muara sungai di Teluk Sulaiman.
Wisatawan juga bisa trekking melintasi hutan yang masih lestari di balik Negeri Sawai, menuju Pusat Pendidikan dan Rehabilitasi Satwa di Dusun Masihulan, Sawai, tempat melihat penangkaran burung kakaktua seram dan nuri seram. Jangan lupa melihat gua, air terjun, atau menghabiskan malam di pondok, di tengah hutan, yang sengaja dibangun oleh Ali.


Kegiatan-kegiatan ini bisa menyedot wisatawan sampai 500 orang setiap tahun. Mayoritas turis asing dari Belanda, Amerika Serikat, dan Jepang. Bahkan, tahun ini, sudah 20 grup turis dari sejumlah negara yang pesan temmpat. Setiap grup berjumlah sedikitnya 10 orang


Aktivitas pariwisata di Teluk Sulaeman, persisnya di Saleman dan Sawai ini, sebetulnya sudah dirintis sejak pertengahan 1990. Namun, saat mencapai puncak kejayaan, industri ini meredup, bahkan mati total akibat kerusuhan Maluku pada 1999.

Surga di Pantai ORA Maluku Tengah (LIHATLAH ANDA AKAN KAGUM PHOTONYA)

Unknown   at  16.44  No comments


Ora Beach atau Pantai Ora terletak di Pulau Seram, Maluku Tengah. Inilah surga dunia. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkan suasana yang damai dengan pemandangan alam (khususnya pantai) yang sangat indah.Pantai Ora memang sangat menawarkan keindahan alam yang tiada duanya, satu lagi bukti untuk para wisatawan diluar sana bahwa Indonesia mempunyai pantai yang indah.


Ini salah satu bukti bahwa Indonesia sangat kaya dengan keindahan alamnya jika mau dijaga dengan baik. Bagi para wisatawan, di pantai ini telah disediakan resort-resort yang berdiri di atas pantai dengan air yang sangat jernih. Resort-resort di sini berbentuk rumah panggung dengan material kayu sehingga menimbulkan suasana nyaman untuk bersantai menghilangkan penat atau beban pikiran. Tempat ini sangat memanjakan pengunjungnya yang ingin mencari ketenangan pikiran.


Selain itu, pemandangan alamnya juga tak kalah jika dibandingkan dengan pantai Lanikai Oahu di Hawaii atau Pulau Maladewa. Setidaknya kita tidak harus jauh-jauh pergi ke luar negeri karena ternyata Indonesia pun punya keindahan serupa.


Yang menjadi tugas kita adalah tetap menjaga keindahan alamnya agar tidak pudar oleh karena tangan-tangan jahil yang tidak bertanggungjawab. Di pantai ora ini, tumbuhan karang-karang dan hewan-hewan lautnya masih berjumlah banyak dan masih terawat dengan baik, mungkin karena tempat ini belum terlalu terekspos sehingga belum banyak yang datang dan merusak.


Negeri ini bersebelahan dengan Saleman. Bisa ditempuh melalui laut dari Saleman atau dari Jalan Trans Seram. Penginapan berlokasi di antara permukiman penduduk yang hampir 40 persen di antaranya membangun rumah di atas laut. Penginapan ini pun dibangun di atas laut dengan terumbu karang dan ikan karang beraneka warna menghiasi dasar laut.


Muhammad Ali, pemilik penginapan, mengatakan, selain snorkle, pengunjung juga bisa melintasi Sungai Salawai untuk melihat proses pembuatan sagu, pengambilan buah kelapa, atau melihat beragam jenis burung di muara sungai di Teluk Sulaiman.
Wisatawan juga bisa trekking melintasi hutan yang masih lestari di balik Negeri Sawai, menuju Pusat Pendidikan dan Rehabilitasi Satwa di Dusun Masihulan, Sawai, tempat melihat penangkaran burung kakaktua seram dan nuri seram. Jangan lupa melihat gua, air terjun, atau menghabiskan malam di pondok, di tengah hutan, yang sengaja dibangun oleh Ali.


Kegiatan-kegiatan ini bisa menyedot wisatawan sampai 500 orang setiap tahun. Mayoritas turis asing dari Belanda, Amerika Serikat, dan Jepang. Bahkan, tahun ini, sudah 20 grup turis dari sejumlah negara yang pesan temmpat. Setiap grup berjumlah sedikitnya 10 orang


Aktivitas pariwisata di Teluk Sulaeman, persisnya di Saleman dan Sawai ini, sebetulnya sudah dirintis sejak pertengahan 1990. Namun, saat mencapai puncak kejayaan, industri ini meredup, bahkan mati total akibat kerusuhan Maluku pada 1999.
Baca Selanjutnya→

0 komentar:

Diskusi

© 2015 Suleiman Lussy. WP Theme-junkie converted by Bloggertheme9Published..Blogger Templates
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.